
Jakarta, Antartika Media Indonesia – Di era digital yang serba cepat saat ini, kemampuan literasi digital menjadi salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki masyarakat, khususnya generasi muda. Menyadari pentingnya hal tersebut, Yayasan IRMA bekerja sama dengan sejumlah dosen Universitas Nusa Mandiri dan mahasiswa menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pelatihan Desain Konten Islami Visual sebagai Sarana Ekspresi Digital di Era Society 5.0”, Sabtu (26/4/2025) di Aula Yayasan.
Acara yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini dibuka secara resmi oleh Ketua Yayasan IRMA, KH. Anas Kurdi, MA yang diwakili oleh perwakilan yayasan. Dalam sambutannya, pihak yayasan menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang diinisiasi oleh akademisi muda ini. Menurutnya, pelatihan seperti ini sangat relevan di tengah masifnya perkembangan teknologi dan media sosial saat ini.

“Pelatihan seperti ini sangat penting, agar anak-anak muda bisa memanfaatkan teknologi secara produktif dan positif. Terlebih jika konten yang dihasilkan bernilai Islami dan inspiratif,” ujarnya.
Pelatihan ini diprakarsai oleh Muhamad Hasan, M.Kom selaku Ketua Pelaksana, dengan menghadirkan Hani Harafani, M.Kom sebagai tutor utama, serta Esron Rikardo Nainggolan, M.Kom sebagai anggota tutor. Tak ketinggalan, mahasiswa yang ikut yaitu Lydia Natalia Amul dan Tidar Wibowo turut serta mendampingi peserta dalam praktik langsung pembuatan desain konten Islami.
Kegiatan ini berangkat dari berbagai permasalahan di masyarakat, seperti masih rendahnya literasi digital, kurang optimalnya pemanfaatan teknologi, minimnya wawasan tentang profesi digital, hingga belum tersedianya program pelatihan yang terstruktur. Muhamad Hasan mengatakan, pelatihan ini bertujuan memberikan solusi atas masalah tersebut.
“Kami hadirkan pelatihan mulai dari pengenalan literasi digital dasar, penggunaan aplikasi Canva, hingga praktik membuat konten Islami visual yang bisa mereka gunakan sebagai personal branding di media sosial,” jelas Hasan.
Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan berbagai profesi digital dan jalur karier di bidang teknologi yang kini banyak diminati, seperti content creator, digital marketer, hingga desainer grafis. Pelatihan disusun secara tematik, didampingi langsung oleh fasilitator dan mahasiswa relawan selama proses berlangsung.
Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka saat mencoba membuat berbagai desain Islami, mulai dari kutipan ayat Al-Qur’an, ucapan motivasi Islami, hingga poster kegiatan masjid. Hasil karya peserta diharapkan dapat menjadi portofolio digital yang bermanfaat di masa depan.
“Harapannya setelah pelatihan ini, peserta tidak hanya aktif di media sosial, tetapi juga bisa menghasilkan konten Islami yang positif, sekaligus mulai membangun personal branding yang baik,” pungkas Hani.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama serta penyerahan sertifikat kepada seluruh peserta dan panitia. Kegiatan ini menjadi langkah awal bagi Yayasan IRMA dalam menyelenggarakan pelatihan-pelatihan digital lainnya yang lebih luas dan berkelanjutan. (*Red)