Jakarta, Antartika Media Indonesia – Ketua Umum Aliansi Anti Narkoba dan Tindak Korupsi Anggaran (ANTARTIKA) sekaligus Ketua Umum Relawan Antartika Sahabat Prabowo Gibran 08 (ASPRAGI 08), Ramses Sitorus, menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada dua tokoh besar bangsa, Alm. Jenderal (Purn) H.M. Soeharto dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurut Ramses, kedua tokoh tersebut memiliki jasa besar dan kontribusi luar biasa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), baik dari sisi kepemimpinan, pembangunan nasional, maupun nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam pernyataannya, Ramses Sitorus menilai bahwa Soeharto merupakan sosok pemimpin yang berhasil membawa Indonesia ke era pembangunan ekonomi yang kuat dan stabil. “Tidak bisa kita pungkiri bahwa pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia mencapai kemandirian pangan, kestabilan harga, dan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Beliau pantas mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Pembangunan Bangsa,” ujar Ramses dengan tegas.
Sementara itu, Ramses juga menilai bahwa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah simbol toleransi dan pluralisme yang menjadi teladan bagi seluruh rakyat Indonesia. Gus Dur, menurutnya, telah mengajarkan pentingnya persaudaraan lintas agama, etnis, dan golongan, serta memperjuangkan hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia. “Gus Dur adalah Pahlawan Kemanusiaan dan Pemersatu Bangsa. Jasanya dalam menjaga kebhinekaan dan persatuan harus diabadikan dalam sejarah bangsa,” tambahnya.
Ramses Sitorus menegaskan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada dua tokoh besar tersebut bukan sekadar penghormatan simbolik, melainkan bentuk rekonsiliasi sejarah dan moral bangsa. Ia berharap, langkah ini dapat memperkuat semangat nasionalisme serta memperkokoh rasa cinta tanah air di tengah masyarakat yang kini dihadapkan pada tantangan global dan perpecahan opini publik.
Lebih jauh, Ramses menyampaikan pesan moral kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu politik yang dapat memecah belah persatuan bangsa. “Kita harus belajar dari keteladanan para pemimpin terdahulu. Mari kita rawat semangat persaudaraan, gotong royong, dan cinta tanah air. Jangan biarkan perbedaan pandangan membuat kita saling menjatuhkan,” pesannya dengan nada penuh semangat. (Red)